20 + Contoh Puisi Tentang Cita Citaku Menjadi Dokter, Guru, Polisi, Tentara
Aku dan cita - citaku adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan, ku tuliskan haru, semangat dan tujuanku dalam beberapa puisi tentang Cita - Citaku meraih impian dan mimpiku.
Kumpulan Puisi Tentang Cita - Cita Menjadi Dokter, Guru, Polisi, Tentara
Setiap orang pastinya memiliki impian yang bernama cita - cita yang merupakan tujuan hidup sekaligus mimpi akan menjadi apa anda nantinya Polisi ? Dokter ? Guru ? Apapun itu selama cita - cita anda dibarengi dengan usaha maka insyaallah cita - cita anda akan tersampaikan.
Pada kesempatan kali ini javasiana.com akan membagikan beberapa contoh puisi tentang cita - cita terbaik dan juga terbaru.
Contoh Puisi Tentang Cita - Cita
Berikut ini adalah beberapa contoh puisi yang menggambarkan keinginan seseorang meraih cita - cita setinggi langit.
- Terbang Bersama Mimpi
- Mimpi Bersama Sahabat Tercinta
- Polisi Wanita (Polwan)
- Ku jalani hidup
- Cita - cintaku kandas dibalik jeruji
- Cita - Citaku
- Aku Ingin jadi Dokter
- Beruntung
- Masih Ada Harapan
- Cita - Cita
- Cita - Citaku Setinggi Tanah
- Guru Itulah Aku
- Pak Polisi
- Aku Ingin Jadi Tentara
- Cita - Citaku Ingin Menjadi Dokter
- Cita - Citaku Menjadi Guru
- Anganku Sebatas Mimpi Biasa
- Inilah Mimpiku
Terbang Bersama Mimpi
Dulu aku pernah bermimpi
Ketika ku sedang bersama sang pemimpi
Bersama terbang di atas langit yang menawan
Putih hitam mewarnai perjalananku
Diatas awan aku bermimpi
Melihat bumi pertiwi yang tak terhalangi
Dan tak disadari
Aku terbangun bersama mimpi
Cita - cita yang ku impi - impi
Mimpi Bersama Sahabat Tercinta
Sahabat...
Dulu kita pernah punya mimpi yang sama..
Ingin mengejar cita cita..
Tapi...
Perjalanan hidup sudah tergaris
Kita memilih persimpangan yang berbeda
Sa'at kau melangkah maju..
Aku terdiam tak beranjak
Sekian lama tak jumpa
Tak satu kabar pun yang kutrima
Dan...
Bahagiaku tak terkira sa'at mendengar kabar darimu
Meski hanya melihat lewat postinganmu
Kini kou sudah menjadi orang hebat
Teruslah melangkah gapailah semua cita citamu...
Karna...
Bahagiamu itu adalah bahagiaku
Sebuah keinginan
untuk masa depan
Sebuah harapan
yang selalu didambakan
Berjuang demi
Sebuah tujuan
Berusaha untuk menejar
Sesuatu agar bisa menuju masa
depan yang jelas dan terang
Supaya bisa membanggakan kedua
Orang tua dan mereka tersenyum
Bahagia melihat kesuksesan ku nanti
Polisi Wanita (Polwan)
Ku lihat diseberang jalan
Seorang srikandi berdiri tegak mengawasi
Mengatur lalu lintas, menjaga kedaulatan transportasi
Sumpahku ingin bilang terima kasih
Engkau menjalani tugasmu sebaik hati
Ikhlas tak mengharap ganti
Aku yang kini baru duduk dibangku sekolah SD
Melihatmu inginku jadi sepertimu
Membulatkan tekadku
Menjadi bagian dari pada polisi
Ku Jalani Hidup
Aku lalui hari dengan senyuman
Aku langkahkan kai dengan harapan
Terusku jalani hidup ini
Hidupk terasa tanpa tepi
Menatap bintang di langit
Yang indah menawan menghiasi malam
Di sana akan ku tuliskan
Cita cita dan harapan masa depan
Hidupku penuh hambatan
Hidupku penuh godaan
Ku halau semua rintangan
Yang datang menghadang
Ku mantapkan langkahku
Dalam menitih hidup ini
Ku hilangkan gundah hati
Ku bulatkan tekat dalam hidup ini
Ku menjalani kehidupan
Indah penuh impian
Ku terus berjuang
Sampai semua jadi kenyataan
Dengan semangatku
Ku jalani hidupku...
Cita - Citaku Kandas di Balik Jeruji
pahitnya hidup harus ku rasakan
aku masih duduk di bangku slta
siang aku sekolah malam bantu ayah jual sayuran di pasar
aku tak mengeluh dan tak pernah menyerah kepada hidup
aku punya cita cita menjadi dokter
ingin membahagiakan kedua orang tuaku
sebentar lagi aku ujian akhir
semoga lulus dan aku bisa kuliah
lalu menjemput cita citaku
ibuku hanya kuli cuci
upahnya hanya cukup untuk jajan adik adikku
fisiknya sudah lemah sering sakit sakitan
aku tak tega melihatnya
ingin rasanya cepat lulus sekolah agar aku bisa membantu ekonomi keluargaku
di suatu malam ketika aku sedang di pasar membatu ayah jualan
beberapa preman minta uang secara paksa
ayahku tak menggubrisnya karena memang baru dapat satu pembeli
preman preman itu marah ayahku di kroyok
ayah tidak tinggal diam dia melawan tapi karena kalah banyak
ayahku tersudut lalu tersungkur ,satu tikaman tepat di dadanya
darahku bergejolak melihat ayahku tewas
ku ambil pisau yang menancap di dada ayahku
ku berlari mengejar para preman itu
ku membabi buta satu preman tewas di tanganku
entah berapa tusukan yang ku hadiahkan kepadanya
ramai suasana pasar akibat peristiwa itu
ibupun datang dan melihatku di tangkap aparat kepolisian
ibu menangis dan pingsan
aku kini di balik jeruji penjara
tak bisa menghadiri pemakaman ayah
aku berpikir jauh kedepan siapa yang akan membatu ekonomi keluargaku
ayah sudah tiada sedangkan aku di penjara
aku menangis menjerit dalam hati
maafkan aku ibu,,maafkan aku
cita citaku kandas di balik jeruji
musnah sudah semua impian dan harapan……
Cita-Citaku
Bila aku besar nanti
Aku ingin jadi dokter
Aku ingin jadi polisi
Kalau aku ingin jadi guru
Sedang aku ingin jadi tentara
Kalau aku sih pingin jadi pilot
Kamu pingin jadi apa?
Kalau aku ingin jadi orang yang berguna
Jika aku besar nanti
Aku ingin keliling dunia
Biar aku tahu isi dunia
Cita-citaku kalau aku besar nanti
Aku cinta Indonesia
Aku bangga jadi anak Indonesia
Aku Ingin Jadi Dokter
Dokter......
Itulah cita citaku
Menjadi Dokter
Agar bisa menyembuhkan orang sakit
Dokter.......
Kau penyelamat orang sakit
Aku suka padamu
Aku ingin sepertimu
Menjadi Dokter
Aku Akan Menggapainya
Dan Mengejarnya
Beruntung
Beruntunglah cita-citaku menjadi seorang dokter tak terwujud,
Dan kini aku menjadi seorang pedagang
Setiap hari aku berdoa
Barang dagangan ku laris
Dan banyak pembeli
Bayangkan ...
Jika aku seorang dokter
Bagaimana mungkin
Aku berdoa
Agar obat dan jasaku laris
Dan rumah sakit dipenuhi banyak pasien.
Harapan Masih Ada
Duduk tubuh kecil bersama tangis
Membalik lembaran selalu tersedu
Ibu aku capek,aku ingin main seperti mereka
Belajarlah nak,supaya kelak kau jadi orang
Saat pagi dan petang ia setia menemaniku
Tak bernyawa tapi selalu menakutiku
Sederet soal latihan
Setumpuk materi hafalan
Belajar,belajar dan belajar
Tertanam terpupuk hingga melekat diingatan
Aku harus belajar
Aku harus capai cita-citaku
Semuanya tak akan sia-sia
Aku telah mendapatkan prestasiku
Semangatku semakin membara
Dan aku harus rajin lagi
Hingga pada akhirnya kudengar
Nak,maafkan kami
Kamu harus melupakan impianmu
Kami tak punya cukup biaya
Untuk menyekolahkanmu sampai akhir
Bapakmu ini hanya seorang petani
Dan ibumu seorang buruh
Api semangat seketika padam
Akar-akar tuk gigih seketika layu
Perihnya hati yang tersayat
Menghancurkan apa yang telah ada
Hatiku makin membeku
Menahan amarah yang bergejolak
Aku sudah berusaha sejauh ini
Tapi kenapa harus begini
Ini tidaklah adil
Kelopak mata tak sanggup lagi membendung
Air mata kekecewaan deras mengalir
Belajar bukan lagi kesenangan
Belajar hanyalah sebuah pisau
Menyayat hati,saat ku ingat
Runtuhnya tangga impianku
Buku tak lagi kubaca
Guru tak lagi di dengarkan
Memerahnya nilai rapot
Menurunkan prestasiku
Tangis tak lagi bisa ku bendung
Tapi...
Tatapan yang tetap bangga kepadaku
Terlintas di wajah orang tuaku
Aku harus bangkit
Tak boleh terlalu lama larut dalam kesedihan
Walau sulitku menggapai impian
Aku harus yakin
Harapan masih ada
Cita - Cita
Pagi merekah menyongsong waktu
Untuk menggapai harapan-harapan baru
Terus berlalu waktu demi waktu
Ribuan ilmu ku terima dari guru
Ingin ku gapai cita-citaku
Meniti harapan masa depan
Akan hidup yang lebih nyaman
Untuk sebuah harapan
Lewat ilmu yang ku dapatkan
Ingin ku gapai cita citaku
Demi sebuah pengorbanan
Agama, nusa bangsa yang diridhai tuhan
Cita - citaku setinggi tanah
Aku mengalah saat balapan sepeda
Akupun menyerah saat harus bersaing dengan mu
Aku adalah sahabat yang tak ingin mengambil mimpimu
kini aku dan mimpiku hanyalah sebuah angan, yang tak pernah tersampaikan
Sahabat ....
Inilah aku yang sesungguhnya
tak ingin mengambil apa yang kau miliki
Mendapatkan apa yang ingin kau gapai di langit
Tak ingin melihatmu gagal karena Egoku ini
Tapi kini kau tendang aku disaat kau meraih cita - cintamu.
Pemulung inilah derajatku
Lorong jembatan, itulah tempat singgahku
Sesalku tak tertahan
Ketika ku gantungkan cita - citaku setinggi tanah kau injak.
Akupun menyerah saat harus bersaing dengan mu
Aku adalah sahabat yang tak ingin mengambil mimpimu
kini aku dan mimpiku hanyalah sebuah angan, yang tak pernah tersampaikan
Sahabat ....
Inilah aku yang sesungguhnya
tak ingin mengambil apa yang kau miliki
Mendapatkan apa yang ingin kau gapai di langit
Tak ingin melihatmu gagal karena Egoku ini
Tapi kini kau tendang aku disaat kau meraih cita - cintamu.
Pemulung inilah derajatku
Lorong jembatan, itulah tempat singgahku
Sesalku tak tertahan
Ketika ku gantungkan cita - citaku setinggi tanah kau injak.
Guru Itulah Aku
Dulu...
Ketika kecil...
Cita-citaku menjadi guru TK.
Mungkin karena ayah ibuku adalah guru.
Mungkin juga karena setiap hari aku melihat guruku yang selalu tampak bahagia bersama kami.
Berpuisi, menyanyi dan menari adalah cara menyiapkan kami belajar membuka cakrawala dunia.
Memeluk, mencium, mendudukkan kami dalam pangkuan adalah ekspresi sayang yg tiap hari kami rasakan.
Sekarang...
Allah telah mengabulkan cita-citaku.
Ya... Menjadi guru.
Bukan guru TK, namun gurunya mahasiswa.
Tidak dengan puisi, bernyanyi dan menari kami menyiapkan diri untuk mengabdi pada negeri.
Bukan dengan mencium, memeluk dan meletakkan dalam pangkuan cara kami mengeskpresikan sayang.
Mendampingi dua usia yg berbeda...
Namun tetap menghanyutkanku pada lautan syukur akan taqdirNya.
Taqdir menjadi seorang guru
Pak Polisi
Wahai pak polisi
Kau terlihat gagah sekali
Memakai seragam yang rapi sekali
Wahai pak polisi
Jasamu besar sekali
Mengatur lalu lintas dari kanan ke kiri
Terimakasih pak polisi
Besar nanti aku ingin jadi polisi
Aku Ingin jadi tentara
Bukit itu tinggi menjulang
Tanah itu luas nan menawan
Laut itu kekayaan alam yang tak tergantikan
Batas itu adalah milik kami
Sang pembawa bendera merah dan putih
Pembawa pesan perdamaian dan perlindungan
Itulah kau wahai tentara pejuang impiank
Mimpiku bersamamu
Hatiku mengikutimu
kelak nanti aku akan membanggakanmu
Dengan menjadi tentara pembawa pesan kemerdekaan
Aku pernah berada di Dalam Ruang
Sepi kadangku rasa Bosan
Hanya Rasa takut yang selalu Terbayang
Hingga Sang malaikat mendatangiku
Berjubah putih sambil membawa Alat Ditangannya
Dia datang dengan senyuman
Menatapku dengan penuh rasa sayang
Sempat takut hinggap di jiwa
Hingga Dokter itu memberiku Semangat, Motivasi dan Impian
Kini aku mulai bermimpi
Untuk lebih sehat, dan kembali ke Sekolah.
Inginku Menjadi Dokter
Penyelamat bagi yang Kesulitan
Menyembuhkan bagi yang kesakitan
Memberi harapan baru untuk kehidupan
Pergi ke Sekolah Tak punya Arah
Hingga Aku bertemu dengan Dia
Dia yang menyayangiku di Sekolah
Seperti Kedua Orangtuaku ketika aku ada di Rumah
Sabar dengan segala Tingkah Konyolku
Hingga aritmatika memusingkan aku
Molekul membuatku Ntah Brantah
Dan sejarah membuat kantuk dimataku
Ia Bersabar....
Mengesampingkan segala Ego dan Urusan Ilhamnya
Membuatku lebih sadar
Pendidikan adalah Jantung Kehidupan
Hari ini akupun mulai berilusi
Berdiskusi dengan anganku
Esok akan ku buat hari yang berbeda
Menjadi Pengajar yang luar biasa
Begitu juga dengan Mimpiku
Seberapa kuat usahakan
Aku tak mungkin meraihnya...
Saat ku sadar itu Bukan Bintang yang Kuinginginkan
Ingin rasa tuk Meraihnya
Hingga keadaan memaksaku
Untuk tak lagi mengejarnya
Urusan duniawi mengikatku
Membuatku terbelenggu dengan urusan kerja
Kini aku bekerja di Tempat Pamanku
Mengharap nafkah sesambung waktu
Berseragam putih yang bersih
Meski lelah dan penat mengobati
Selalu tersenyum dan ramah
Menyelamatkan nyawa siapa saja
Tanpa pamrih dengan sepenuh hati
Mengobati dengan sigap dan tepat
Selalu melakukan usaha yang terbaik
Aku ingin menjadi dokter
Yang berguna bagi bangsa dan negaraku
Membantu siapa saja secara reguler
Agar rakyat Indonesia sehat selalu
Cita - Citaku Ingin Menjadi Dokter
Dulu...Aku pernah berada di Dalam Ruang
Sepi kadangku rasa Bosan
Hanya Rasa takut yang selalu Terbayang
Hingga Sang malaikat mendatangiku
Berjubah putih sambil membawa Alat Ditangannya
Dia datang dengan senyuman
Menatapku dengan penuh rasa sayang
Sempat takut hinggap di jiwa
Hingga Dokter itu memberiku Semangat, Motivasi dan Impian
Kini aku mulai bermimpi
Untuk lebih sehat, dan kembali ke Sekolah.
Inginku Menjadi Dokter
Penyelamat bagi yang Kesulitan
Menyembuhkan bagi yang kesakitan
Memberi harapan baru untuk kehidupan
Cita - Citaku Menjadi Guru
Aku itu BodohPergi ke Sekolah Tak punya Arah
Hingga Aku bertemu dengan Dia
Dia yang menyayangiku di Sekolah
Seperti Kedua Orangtuaku ketika aku ada di Rumah
Sabar dengan segala Tingkah Konyolku
Hingga aritmatika memusingkan aku
Molekul membuatku Ntah Brantah
Dan sejarah membuat kantuk dimataku
Ia Bersabar....
Mengesampingkan segala Ego dan Urusan Ilhamnya
Membuatku lebih sadar
Pendidikan adalah Jantung Kehidupan
Hari ini akupun mulai berilusi
Berdiskusi dengan anganku
Esok akan ku buat hari yang berbeda
Menjadi Pengajar yang luar biasa
Anganku Sebatas Mimpi Biasa
Bintang selalu tinggiBegitu juga dengan Mimpiku
Seberapa kuat usahakan
Aku tak mungkin meraihnya...
Saat ku sadar itu Bukan Bintang yang Kuinginginkan
Ingin rasa tuk Meraihnya
Hingga keadaan memaksaku
Untuk tak lagi mengejarnya
Urusan duniawi mengikatku
Membuatku terbelenggu dengan urusan kerja
Kini aku bekerja di Tempat Pamanku
Mengharap nafkah sesambung waktu
Berseragam putih yang bersih
Inilah Mimpiku
Cekatan menolong yang membutuhkanMeski lelah dan penat mengobati
Selalu tersenyum dan ramah
Menyelamatkan nyawa siapa saja
Tanpa pamrih dengan sepenuh hati
Mengobati dengan sigap dan tepat
Selalu melakukan usaha yang terbaik
Aku ingin menjadi dokter
Yang berguna bagi bangsa dan negaraku
Membantu siapa saja secara reguler
Agar rakyat Indonesia sehat selalu
Hasil Penelusuran:
Demikian adalah artikel kita yang terdaftar di hasil penelusuran: Contoh Puisi Tentang Cita - Cita, Puisi Cita - Cintaku Menjadi Tentara, Puisi Cita - Citaku Menjadi Guru, Puisi Cita - Citaku Menjadi Dokter, Puisi Cita - Cintaku Menjadi Pilot, Puisi Cita - Citaku Menjadi Polisi, Puisi Cita - Citaku Menjadi Polwan.
0 Komentar